Kevin David Mitnick (lahir 6 Agustus 1963) adalah seorang konsultan dan  pembuat keamanan komputer. Dia adalah salah satu hacker komputer yang  paling kontroversial di akhir abad ke-20, yang merupakan kriminal  komputer yang paling dicari di Amerika.Sebuah ketukan terdengar dari pintu apartemennya, Kevin Mitnick membuka pintu dan mendapati lusinan agen FBI dan penegak hukum lain sudah bersiap untuk menangkapnya.
Ini adalah akhir perjalanan seorang hacker yang terpaksa buron demi menghindari hukuman penjara. Hacker yang selama masa buronannya itu telah mendapatkan status legendaris, bahkan telah tumbuh menjadi sebuah mitos yang lebih besar dari dirinya sendiri.
Penangkapan yang terjadi pada 1995 itu menandai  awal dari kasus penahanan yang paling kontroversial terhadap seorang  pelaku kejahatan cyber. Mitnick adalah seorang penyusup pada sistem  komputer dan menjelma sebagai America's Most Wanted Hacker.
- Kecanduan Komputer
 
Karena  keluarganya tidak cukup berduit untuk memiliki komputer sendiri,  Mitnick mempelajari komputer dengan nongkrong di toko radioshack atau di  perpustakaan umum.
Pada periode 1990-an, Mitnick mudah sekali  keluar masuk sistem komputer. Namun pada akhir 1980-an ia sebenarnya  ingin meninggalkan hobinya itu dan mulai mencari pekerjaan yang sah.  Sayangnya, sebelum mendapatkannya, pada 1987 ia tertangkap karena  menyusup perusahaan Santa Cruz Organization, sebuah perusahaan piranti  lunak yang terutama bergerak di bidang sistem operasi Unix.
Ketika  itu pengacara Mitncik berhasil menurunkan tuduhan kejahatan menjadi  tindakan yang kurang baik, Mitnick pun hanya diganjar 3 tahun masa  percobaan. Tidak sampai setahun Mitnick kembali tersandung kasus  hukum. Gara-garanya seorang teman yang komputernya ia gunakan untuk  membobol komputer lain melaporkan Mitnick ke pihak berwajib. Computer  yang dibobol Mitnick adalah milik Digital Equipment Corporation (DEC).
Setiap  kali membobol komputer yang dilakukan Mitnick adalah mengambil code  penyusun dari piranti lunak. Kode itu kemudian dia pelajari dengan  sungguh-sungguh, terkadang menemukan beberapa kelemahan di dalamnya.  Dalam sebuah kesempatan Mitnick hanya mengaku mengambil kode penyusun  dari piranti lunak yang ia sukai atau yang menarik baginya.
Dalam  kasus DEC Mitnick mendapatkan masa tahanan yang lebih berat. Ketika itu  pengacaranya menyebut Mitnick memiliki "kecanduan pada komputer yang  tidak bisa dihentikan". Ia diganjar 1 tahun penjara.
Di penjara  Mitnick mendapatkan pengalaman yang buruk. Pada saat itu, nama Mitnick  atau yang lebih dikenal dengan nama samaran ‘the Condor' sebagai seorang  penjahat komputer demikian melegenda. Sehingga sipir di Lompoc, penjara  tempat Mitnick ditahan, mengira Mitnick bisa menyusup ke dalam komputer  hanya dengan berbekal suara dan telepon.
Walhasil, Mitnick bukan  hanya tidak boleh menggunakan telepon, ia juga menghabiskan waktu  berbulan bulan dalam ruang isolasi. Tak heran jika kemudian ia  dikabarkan mengalami sedikit gangguan jiwa saat menjalani hukuman di  Lompoc.
Tahun 1989 Mitnick dilepaskan dari penjara. Ia berusaha  mencari pekerjaan yang resmi, namun statusnya sebagai mantan narapidana  membuat Mitnick sulit mempertahankan pekerjaan.
Akhirnya ia  bekerja sebagai pendulang informasi untuk kantor penyelidik kantor  swasta. Tentunya ini menyeret Mitnick kembali kepada dalam dunia maya.  Pada awal 1990-an, Mitnickpun dicari lagi oleh FBI. Kali ini takut akan  masuk ruang isolasi selama bertahun-tahun, Mitnick memutuskan untuk  kabur.
- Hacking The Human Side
 
Keahlian Mitnick sebagai  hacker tidak terbatas pada kemampuan teknis belaka. Ia merupakan seorang  yang memahami betul bahwa keamanan sistem komputer terdiri dari aspek  kebijakan organisasi, sumber daya manusia, proses yang terlibat serta  teknologi yang digunakan.
Seandainya ia seorang pahlawan super,  kemampuan utama Mitnick adalah orang yang mempraktekan ilmu social  enggineering alias rekayasa sosial. Ini adalah sebuah teknik mendapatkan  informasi penting, semisal password, dengan memanfaatkan kelemahan  manusiawi.
Kemampuan Mitnick paling baik diilustrasikan dalam  cerita berikut, cerita yang dikisahkan Mitnick sendiri pada sebuah forum  online Slasdot.org. "Pada satu kesempatan, saya ditantang oleh  seorang teman untuk mendapatkan nomor (telepon) Sprint Foncard-nya. Ia  mengatakan akan membelikan makan malam jika saya bisa mendapatkan nomor  itu. Saya tidak akan menolak makan enak, jadi saya berusaha dengan  menghubungi Customer Service dan perpura-pura sebagai seorang dari  bagian teknologi informasi. Saya tanyakan pada petugas yang menjawab  apakah ia mengalami kesulitan pada ssitem yang digunakan. Ia bilang  tidak, saya tanyakan sistem yang digunakan untuk mengakses data  pelanggan, saya berpura-pura ingin memverifikasi. Ia menyebutkan nama  sistemnya." "Setelah itu saya kembali menelepon Costumer Service  dan dihubungkan dengan petugas yang berbeda. Saya bilang bahwa komputer  saya rusak dan saya ingin melihat data seorang pelanggan.
Ia  mengatakan data itu sudah berjibun pertanyaan. Siapa nama anda? Anda  kerja buat siapa? Alamat anda dimana? Yah, seperti itulah. Karena saya  kurang riset, saya mengarang nama dan tempat saja. Gagal. Ia bilang akan  melaporkan telepon-telepon ini pada keamanan." 
"Karena saya mencatat namanya, saya membawa seorang teman dan memberitahukannya tentang situasi yang terjadi. Saya meminta teman itu untuk menyamar sebagai 'penyelidik keamanan' untuk mencatat laporan dari petugas Customer Service dan berbicara dengan petugas tadi. Sebagai 'penyelidik' ia mengatakan menerima laporan adanya orang berusaha mendapatkan informasi pribadinya pelanggan.
Setelah tanya jawab soal telepon tadi, 'penyelidik menanyakan apa informasi yang diminta penelepon tadi. Petugas itu bilang nomor Foncard. 'penyelidik' bertanya, memang berapa nomornya? Dan petugas itu memberikan nomornya. Oops. Kasus selesai"
"Karena saya mencatat namanya, saya membawa seorang teman dan memberitahukannya tentang situasi yang terjadi. Saya meminta teman itu untuk menyamar sebagai 'penyelidik keamanan' untuk mencatat laporan dari petugas Customer Service dan berbicara dengan petugas tadi. Sebagai 'penyelidik' ia mengatakan menerima laporan adanya orang berusaha mendapatkan informasi pribadinya pelanggan.
Setelah tanya jawab soal telepon tadi, 'penyelidik menanyakan apa informasi yang diminta penelepon tadi. Petugas itu bilang nomor Foncard. 'penyelidik' bertanya, memang berapa nomornya? Dan petugas itu memberikan nomornya. Oops. Kasus selesai"
- Buron
 
Sebagai  buronan Mitnick sering berpindah-pindah tempat tinggal dan selalu  menanggalkan berbagai kebiasaannya. Namun, satu hal yang tidak bisa  ditinggalkan adalah hobinya mengoprek komputer dan jaringan Internetnya.
Bahkan  beberapa keahliannya konon digunakan untuk mendapatkan identitas baru.  Selama buron reputasinya semakin menjadi. Ia menjelma sebagai 'Ninja  Cyber' yang konon bisa membobol komputer Pentagon hanya dengan remote  televisi, sebuah rumor yang melebihi cerita fiksi apapun.
Mengapa  Mitnick, seorang buron dalam kasus pembobolan komputer, bisa menjadi  penjahat yang paling dicari? Ini tak lepas dari peran media massa.  Secara khusus adalah serangkaian artikel sensasional dari John Markoff  yang dimuat di New York Times.
Markoff mengutuk Mitnick bagaikan  seorang teroris. Dalam sebuah pernyataan setelah lama dibebaskan,  Mitnick menyebut citra dirinya yang ditampilkan Markoff bagaikan seorang  teroris yang berusaha mengendalikan nuklir dunia. "Saya seakan-akan seorang Osama bin Mitnic," ujarnya bercanda.
Markoff  menggambarkan Mitnick sebagai seorang yang mematikan, tak bisa  dihentikan dan layak menjadi buronan sepuluh besar FBI maupun penegak  hukum lainnya. Artikel Mafkoff, yang kadang muncul di halaman depan,  menjadikan Mitnick kandidat terkuat proyek percontohan atas kejahatan  cyber. Maka masa depan Mitnick dalam penjara boleh dibilang sudah  dituliskan saat itu juga.
Selama menjadi buron Mitnick tetap  menjalankan aksinya. Ia membobol berbagai komputer perusahaan besar.  Termasuk Sun Microsystem. Ia membobol rekening seorang pada layanan  penyimpanan online untuk menyimpan backup dari hasil aksinya. Sebenarnya  Mitnick tidak bekerja sendirian namun saat tertangkap ia tak pernah  mengungkapkan siapa saja rekannya.
Salah satu korban Mitnick  adalah T. Shimomura, seorang ahli komputer yang dalam beberapa tulisan  di internet diragukan kebersihannya. Ada dugaan bahwa Shimomura juga  seorang hacker yang kerap melakukan perbuatan ilegal. Satu hal yang  banyak disetujui adalah Shimomura memiliki sikap yang arogan dan  nampaknya ingin muncul sebagai pahlawan dalam kisah perburuan Mintick.
Shimomura,  Markoff dan FBI bahu membahu untuk menangkap sang buronan. Panduan dari  berita sensasionalnya Mafkoff, kemampuannya hacking Shimomura dan  kekuatan hukum FBI pada akhirnya melacak kediaman Mitnick.
Seperti  biasanya kisah tertangkapnya seoarang buron, Mitnick melakukan  keteledoran. Layanan penyimpanan yang ia gunakan rupanya memiliki  program otomatis untuk mencek isi file yang disimpan. Pemilik rekening  yang digunakan Mitnick mendapatkan peringatan dari sistem mengenai  kapasitas berlebih. Ini adalah awal tertangkapnya Mitnick.
Mitnick  mengakui bahwa dirinya ceroboh karena tidak menduga bahwa FBI,  Shimomura, Markoff, dan penyedia layanan telepon selular melakukan kerja  sama yang begitu erat dan terpadu. "Operator seluler melakukan  pencarian dalam database penagihan mereka terhadap dial-up ke layanan  Internet Netcom POP. Ini, seperti bisa diduga, membuat mereka bisa  mengidentifikasi area panggilan dan nomor MIN (mobile identification  number) yang saya gunakan saat itu. Karena saya kerap berganti nomor,  mereka mengawasi panggilan data apapun yang terjadi di lokasi tersebut.  Lalu, dengan alat Cellscope 2000 Shimomura, melacak sinyal telepon saya  hingga ke lokasi yang tepat," Mitnick menuturkan.
Dua minggu  sebelum tertangkapnya Mitnick baru pindah ke Raleigh. Lokasi baru  membuat kurang waspada dan ia lupa melacak jalur dial-up yang  digunakannya. Beberapa jam sebelum tertangkapnya Mitnick, pelacakan dan  pengawasan sedang dilakukan terhadap jalur yang ia gunakan.
Saat  ia berusaha melacak sejauh mana pengawasan telah dilakukan hingga siapa  dibalik pelacakan tersebut, ia mendengar ketukan pintu. Mitnick membuka  pintu dan berhadapan dengan lusinan U.S Marshall dan FBI.
Empat Setengah Tahun Digantung
Setelah  tertangkap Mitnick ditahan tanpa kemungkinan jaminan. Ia juga tak  diajukan untuk pengadilan. Kurang lebih empat tahun ia habiskan tanpa  kepastian. Hal ini benar-benar membuat Mitnick frustasi.
Selama  dalam penjara FBI ia tak mendapatkan kesempatan mengetahui kasusnya.  Bahkan, Mitnick dan pengacaranya tak bisa melihat data kasus tersebut  karena terdapat di laptop dan akses laptop bagi Mitnick dianggap  membahayakan. Mitnick dituding bisa membuat misil meluncur hanya  berbekal laptop atau telepon. Larangan itu tetap berlaku meskipun  pengacaranya menggunakan laptop tanpa modem dan kemampuan jaringan  apapun.
Mitnick pada akhirnya dituding menyebabkan kerugian  hingga ratusan juta dollar. Mitnick menyangkalnya. Karena menurutnya  perusahaan yang dirugikan bahkan tidak melaporkan kerugian tersebut  dalam laporan tahunan mereka.
Kesepakatan akhir bagi Mitnick  adalah pengakuan bersalah. Bersalah dalam kasus pembobolan komputer dan  penyadapan jalur telepon. Mitnick menyerah dan mengikuti itu, dengan  imbalan 4 tahun tahun lebih waktunya dalam penjara diperhitungkan  sebagai masa tahanan. Total Mitnick dihukum adalah 5 tahun dipenjara , 4  tahun dalam tahanan yang terkatung-katung dan 1 tahun lagi sisanya.
Ia  dibebaskan pada tahun 2000 dengan syarat tak boleh menyentuh komputer  atau telepon. Pada tahun 2002 baru ia boleh menggunakan komputer tapi  tidak yang tersambung ke Internet. Baru tahun 2003 ia menggunakan  Internet lagi untuk pertama kalinya.
Sejak dibebaskan Mitnic  berusaha untuk memperbaiki hidupnya. Ia menuliskan dua buku mengenai  hacking, selain itu ia juga mendirikan perusahaan konsultan keamanan  sendiri.
"Hacker adalah satu-satunya kejahatan yang keahliannya  bisa digunakan lagi untuk sesuatu yang etis. Saya tidak pernah melihat  itu dibidang lain, misal perampokan etis," ungkap Mitnick.
Sumber: Dari Berbagai Sumber (nagapasha.blogspot.com )
  
0 komentar:
Posting Komentar